Minggu, 31 Maret 2013

cinta dan sekotak permen cokelat



love is so short. forgetting is so long





Cerita dan mimpi adalah bunga tidur. Saya tak tahu siapa yang mendefinisikan seperti itu tapi begitulah adanya , kita hanya mengalir mengikuti paham dan pemikiran yang absurd kadang kadang. Entahlah.
Dulu sekali, saat masih kecil, saya pernah membaca komik, yang menceritakan, seseorang dapat berpijak di bulan,ia  bermimpi ternyata bulan adalah segumpalan coklat megasuper besarnya. Disana cokelat bisa dimakan oleh siapa saja kapanpun, cokelat disana diberikan oleh perempuan cantik bergigi rapi,putih, yang saya rasa mungkin iya tak pernah memakan cokelat disana. Tapi itu semua mimpi didalam cerita, tak semuanya pernah terjadi.
Kemarin saya teringat  akan memori satu waktu pernah diminta seorang teman menemaninya mencari novel kesukaannya. serial cinta, di toko buku didaerah jln, kol. Atmo . saya sempat terheran mengapa perempuan sangat menyukai serial drama cinta . ya drama. Terlalu suka  memainkan perasaan daripada logika. Tiga perempat sifat perempuan,hampir pasti itu. Entahlah.
Setelah mendapatkan novelnya, dia menarik saya ke minimarket tak jauh dari toko buku tersebut.  Dia menyambar sesuatu sesaat sebelum saya membayar di kasir. Kecepatan tangan si kasir tidak memberikan kesempatan pada saya untuk melihat dulu, bahkan menyetujui apa yang dia ambil.
Baru setelah sampai di rumahnya saya mengetahui bahwa dia membeli sekotak permen cokelat . Tapi kemasan  ini lebih kecil dari yang biasa saya lihat. Ketika saya buka isinya, menghamburlah warna-warni cokelat yang khas, tapi kali ini dengan ukuran mini. Tidak ada catatan khusus. dalam hati ketika melihat permen itu, cuma komentar pendek “lucu yaa, ada ukuran sekecil ini” sambil mengunyah beberapa. Saat saya mengunyah permen cokelat warna-warni, saya ingat akan cerita yang pernah saya baca tersebut. Dan melamunkan perempuan cantik bergigi putih dalam cerita itu..

“Enak  ... cokelatnya beda ya to ? “


“Biasa saja.. rasa coklat selalu sama kan”.. aku jawab sekenanya saat itu. Berbarengan dengan buyarnya lamunan.

Rasa cokelat beda lho.. persepsi kita kan beda.. dito biasakan sensitif sedikit. Persepsi membedakan rasa. Iya kan ?”


Saat itu aku hanya diam. benar. Ya benar sekali. juga dalam cinta , Kita yang kecewa barangkali bukan karena cinta telah diduakan. Cinta tak bertuan. Kitalah abdi-abdi cinta, mengalir dalam arusnya. Persepsi kitalah yang telah diduakan. Lalu kita merasa sakit, kita merasa dikhianati. Namun tengoklah apa yang sungguh-sungguh kita pegang selama ini. Perlukah kita ikut berteriak jika yang kita punya hanyalah selebarannya saja, bukan barangnya? Barangkali ini momen tepat untuk mengevaluasi aneka selebaran yang telah kita kumpulkan dan kita percayai mati-matian. Betapa seringnya kita hanyut dalam kecewa, padahal persepsi kitalah yang dikecewakan. Betapa seringnya kita menyalahkan pihak lain, padahal ketakberdayaan kita sendirilah yang ingin kita salahkan. 

Apapun persepsi kita atas cinta, tak ada salahnya bersiap untuk senantiasa berubah. Jika hidup ini cair maka wadah hanyalah cara kita untuk memahami yang tak terpahami. Banyak cara untuk mewadahi air, mencoba merangkul, tapi wadah bukan segalanya. Pelajaran yang dikandungnyalah yang tak berbatas dan selamanya tak bertuan, yang satu saat menghanyutkan dan melumerkan selebaran yang kita puja. Siap tak siap, rela tak rela...

Sabtu Hening







Semasa sekolah, pada saat itu, saya sering bertanya-tanya sendiri ,  kenapa saya harus berada di tempat yang sama, pada waktu yang sama, dan pada hari-hari yang sama, secara  terus menerus ? Akibatnya, saya sering membuat variasi sendiri, misalnya dengan bolos, datang terlambat (didukung lagi oleh penyakit kecanduan game yang kronis). Saya telah terjebak dalam “rutinitas”. 

Banyak artikel yang telah saya baca menyatakan bahwa orang-orang seperti saya cenderung cocok  berprofesi dalam bidang seni, dengan pola waktu dan aktivitas yang berubah-ubah. Meski kadang bermusik dan menulis pun butuh rutinitas, tapi biasanya tidak berlangsung dalam waktu lama.

            Kadang saya berpikir rutinitas tidaklah selalu membosankan, kita hanya butuh pemikiran dan praktek yang berbeda  untuk membuat bumbu menyenangkan didalam rutinitas itu sendiri. Mungkin itu tidaklah berhasil untuk membuat kita menyukai rutinitas lalu mencari opsi lain. Move.

 Dulu saya menemukan satu rutinitas baru yang saya jalankan. Tentunya ini jadi fenomena langka. Sepanjang ingatan saya, tidak banyak rutinitas yang saya pilih melalui inisiatif sendiri, lebih banyak karena terpaksa (sekolah misalnya). Rutinitas baru ini tak punya judul resmi. Berlangsung setiap sabtu malam  selama dua jam di rumah salah satu teman. saya masih ingat, Ada teman yang menyebutnya PSH (Perkumpulan sabtu hening) , ada juga yang menamainya relaksasi sabtu hening #abaikan saja. 

            Rutinitas yang tidak punya judul resmi. Oke sesuai namanya tak ada schedule apa yang harus kami kerjakan. Hanya mengobrol kumpul bersama sesama tuna asmara pada saat itu. Haha .Semuanya berubah saat ayahnya teman saya . yang rumahnya kami tumpangi. mengajak kami semua untuk apa itu namanya , meditasi kalo tidak salah. Maklum beliau katanya memang bekerja sebagai “instructor” kegiatan seperti itu.

Entah mengapa, pengalaman di satu sabtu malam, terasa ekstra berkesan, sampai-sampai menggerakkan saya untuk menuliskan  ini. Malam itu, kami hadir berenam. Kami disuruh Duduk bersila membentuk lingkaran di atas lantai. Suasana sunyipun mendukung  hanya kadang mengantarkan bunyi knalpot sayup-sayup. beliau menginstruksikan kami untuk membuka mulut bergumam membunyikan bunyi “haa” selama satu menit. Yang saya ingat beliau mengatakan teknik menggumam tersebut sangat berhubungan dengan rasa syukur, ikhlas, dan ketenangan. karena sehari-hari, memang secara alamiah kita  pun melakukan bunyi ini untuk mengekspresikan kelegaan,ataupun pelepasan emosi. Jujur saya merasakan ketenangan batin. Tak tahu mengapa.

Ini merupakan pengalaman pertama saya melakukan aktifitas “meditasi”. terakhir beliau menyuruh kami  hening. Sama-sama lima menit. Total kami meditasi selama tiga puluh menit. Malam ditutup dengan sharing mengenai kesan dan pengalaman kami, jujur saya canggung dan saya yakin teman-teman saya yang lain juga demikian. Karena secara pribadi saya merasa sebagai orang yang tertutup, tapi saya tak mungkin merusak meditasi malam itu. terlalu berharga buat dilewatkan.

Saat saya berbagi, barulah saya menyadari betapa cemerlangnya rangkaian latihan sederhana tadi, dan betapa dalam manfaatnya bagi orang-orang yang hidup dalam irama cepat dan pikiran yang terus menerus dibuat gelisah.


Jumat, 29 Maret 2013

farewell note



                                                                         farewell . rain


I can see the pain living in your eyes
And I know how hard you try
You deserve to have so much more
I can feel your heart and I sympathize
And I'll never criticize all you've ever meant to my life

I don't want to let you down
I don't want to lead you on
I don't want to hold you back
From where you might belong

You would never ask me why
My heart is so disguised
I just can't live a lie anymore
I would rather hurt myself
Than to ever make you cry
There's nothing left to say but good-bye
(Goodbye - air supply)





Kadang  memang sebuah lagu dapat memaksakan pendengarnya untuk terbawa kedalam bait demi bait cerita dari lagu tersebut. Sebuah lagu yang menceritakan tentang perpisahan . ya perpisahan. 

Dalam suatu hubungan, kita mungkin bisa saja menemukan seribu alasan yang kita anggap sebagai sebab perpisahan. Namun saya percaya, penyebab yang mendasar selalu sederhana, selalu dan alamiah, yaitu karena Memang sudah waktunya.
Hidup punya masa kadaluarsa, begitu juga dengan hubungan. Jika tidak semua orang tak akan pernah mati dan tak akan pernah ganti pacar satu ke pacar lainnya. Mungkin kita bisa bilang hubungan seseorang putus karena dia bosan, selingkuh, ketemu orang yang lebih baik, atau belum jodoh dan tentu saja masih banyak lagi.Padahal intinya satu, jika memang sudah waktunya perpisahan itu sendiri yang akan menjemput secara alamiah dengan cara bermacam- macam tapi satu kekuatan yang menggerakannya dan serupa.
Kita berontak, marah , protes, menyalahkan ini dan itu. Dan memang dengan itu kita akan menyadari hikmah dibaliknya.Mungkin aku pun merasakan “farewell” belajar berpisah. menerima bahwa inilah adanya , sakit, perih, itu memang akan terjadi. Kadaluarsa ya kadaluarsa. Perkembangan yang membawa kita ke titik perpisahan.
 
Lalu, mau kemana setelah ini ? aku tidak tahu. Apakah ada penyesalan ? aku tidak tahu. Apapun yang menanti saya setelah ini, itulah konsekuensi ,tanggung jawab, dan karma mungkin. Pahit atau manis. Inilah pelajaran hidup untuk saya. Setiap momen adalah perkembangan baru. Jadi setiap detik dalam hidup adalah hadiah. Cukup.
Kebenaran kadang memang sukar dipahami. Hanya bisa dirasakan. Sama dengan cinta bukan ? . pada akhirnya kita hanya bisa merasakan akibatnya.

I can feel your heart and I sympathize..
And I'll never criticize…
All you've ever meant to my life…

You deserve the chance at the kind of love…
I'm not sure I'm worthy of…
Losing  you is painful to me…

Memories of december

Memories of december


 




Hujan mengiringi derap langkah hati.
menangis dalam diam
senyum itu.
bola mata itu
telah membunuhku..

Iringan derik gemercik hujan membuat sesak dalam sesal,, kau dimana ?
seribu helaan nafas,tangis. Mengalir mengingatmu,
Memories of december,
kau adalah luka tanpa cela
kau adalah indah yang nestapa
kau telah membunuhku,
dalam kedirianku,
dalam sepiku.
dalam tegakku.
merindukan saatmu, rindu yang telah bernanah,parah,.
lemah ini karenamu,tanpamu,senyummu.

Rain...
kissing...
cry...
last smile...
go so far away..
so far away....

Teknologi pengolahan pangan nugget ikan nila



MAKALAH SEMINAR
TEKNOLOGI PENGOLAHAN
KONSENTRASI BAHAN TERHADAP MUTU KARAKTERISTIK TEKSTUR NUGGET IKAN NILA
Pinandito riantori1
05101003047
Teknologi Hasil Pertanian
Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya

Abstract :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembuatan nugget ikan nila dengan perlakuan jumlah bahan dan lama pengukusan yang berbeda tehadap tekstur nugget. Rancangan percobaan yang digunakan yaitu rancangan acak lengkap. Karena hanya melihat pengaruh dari penambahan konsentrasi tepung dan galat yang dihasilkan. Yaitu terdiri dari 2 perlakuan dengan persentase penggunaan tahu 80%,dan 90%. Percobaan ini di ulang sebanyak 2 kali dari masing-masing perlakuan. Dari hasil analisis data dapat di-simpulkan bahwa (1) pada konsentrasi 90 persen bahan, nuget ikan nila memiliki tekstur yang lebih lembut di bandingkan perlakuan 80 persen bahan, (2) Semakin lama pengukusan yang di berikan pada nuget ternyata tidak berefek pada tekstur nugget.
Keyword : Nugget, ikan nila, tekstur, perlakuan.



I.    PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Nuget adalah makanan yang berprotein tinggi yang biasanya terbuat dari daging yang mengandung protein hewani ataupun dari biji-bijian yang mengandung protein nabati. Nuget merupakan makanan yang lezat dengan bahan campuran tepung tapioka dan telur, serta bahan rempah-rempah serta garam sebagai penyedap ( Rehman, 2007).
Ikan merupakan salah satu sumber protein hewani yang banyak dikonsumsi masyarakat, mudah didapat, dan harganya murah. Namun ikan cepat mengalami proses pembusukan. Oleh sebab itu pengolahan ikan perlu diketahui oleh masyarakat. Untuk mendaptakan hasil olahan yang bermutu tinggi diperlukan perlakuan yang baik selama proses pengolahan, seperti : menjaga kebersihan bahan dan alat yang digunakan, menggunakan ikan yang masih segar, serta garam yang bersih. Manfaat mengkonsumsi ikan sudah banyak diketahui orang karena ikan merupakan makanan utama dalam lauk sehari-hari yang memberikan efek awet muda dan harapan untuk hidup lebih tinggi dari negara yang lain.
Pengolahan ikan dengan berbagai cara dan rasa menyebabkan orang mengkonsumsi ikan lebih banyak. Nugget ikan adalah jenis makanan yang terbuat dari ikan yang diberi bumbu dan diolah secara modern. Produk yang dihasilkan mempunyai bentuk persegi, bau yang khas, awet dan mengandung protein yang tinggi. Ali Khomsan (2004) menyatakan bahwa keunggulan ikan laut terutama bisa dilihat dari komposisi asam lemak Omega-3 yang bermanfaat untuk pencegahan penyakit jantung. Ada beberapa fungsi asal Omega-3. Pertama dapat menurunkan kadar kolestrol darah yang berakibat terjadinya penyumbatan pembuluh darah. Kedua, manfaat lain dari lemak Omega-3 adalah berperan dalam proses tumbuh kembang otak.
Lemak ikan mempunyai keunggulan khusus dibandingkan lemak hewani lainnya. Keunggulan khusus tersebut terutama dilihat dari konsumsi asam lemaknya. Ikan diketahui banyak mengandung asam lemak takjenuh dan beberapa diantaranya esensial bagi tubuh. Asam lemak Omega-3, semua jenis ikan laut, tetapi kandungan asam lemaknya bervariasi antara satu jenis ikan dengan jenis ikan lainnya. Namun dalam pembuatan nugget dari ikan haruslah pas baik konsentrasi ikan, tepung dan bumbu serta cara pembuatannya agar tidak salah dalam produk akhirnya.


B.     Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh pembuatan nugget ikan nila dengan perlakuan jumlah bahan dan lama pengukusan yang berbeda tehadap tekstur nugget.

C.     Hipotesis
Aplikasi pengolahan nugget ikan nila dengan baik  dapat meningkatkan mutu tekstur nugget ikan nila yang baik.


II.  PELAKSANAAN PENELITIAN
A.  Tempat dan Waktu
Proses pengolahan nugget ikan nila ini dilaksanakan pada hari Rabu 29 Maret 2012, di rumah salah satu praktikan yang beralamat di Jalan komplek griya cipta utama, indralaya.

B.  Bahan dan Alat
            Alat yang di gunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut : 1) baskom, 2) kompor, 3) kuwali, 4) nampan 5) pengukusan.
            Bahan yang di gunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut : 1) garam, 2) margarin, 3) minyak goreng, 4) lada, 5) tapioka, 6) tepung roti, 7) telur.

C.  Metode

Metode penelitian yang diguna- kan yaitu rancangan acak lengkap. Karena hanya melihat pengaruh dari penambahan konsentrasi tepung dan galat yang dihasilkan. Yaitu terdiri dari 2 perlakuan dengan persentase penggunaan ikan nila 80%,dan 90%. Percobaan ini di ulang sebanyak 2 kali dari masing-masing perlakuan yaitu dengan lama perlakuan 20 menit dan 30 menit.

D. Cara Kerja
Langkah-langkah pemrosesan utama yang terlibat dalam pembuatan nugget tahu yaitu meliputi:
1.      Pengupasan bawang
2.      Penggilingan bawang dan lada serta penghalusan daging ikan nila.
3.      Penimbangan Bahan ( penimbangan tapioka dan ikan nila sesuai dengan perlakuan)
4.      Pencampuran bahan ( seluruh bahan yaitu telur, tapioka, ikan nila, dan bumbu giling)
5.      Pengadonan bahan hingga merata
6.      Cetakan di olesi margarin dan adonan di masukkan
7.      Adonan di kukus selama 30 menit dan 20 menit
8.      Adonan yang telah di kukus di potong memanjang (setelah di dinginkan)
9.      Potongan nuget di lumuri telur
10.  Potongan nuget di gulingkan pada tepung roti
11.  Nuget di goreng hingga kecoklatan dan di tiriskan

E.  Parameter
Parameter yang diamati adalah tekstur nugget.


III.  HASIL DAN PEMBAHASAN


Pembuatan nugget ikan nila menggunakan tepung tapioka sebagai bahan utama yang berfungsi sebagai bahan pengikat pada nuget, ia berperan mengikat partikel dari ikan nila dengan menggunakan air bebas yang terkandung di dalamnya. Fungsi pati di sini jelas sekali berfungsi sebagai perekat pada nugget yang di bantu dengan tambahan telur.
Ciri khas produk nugget ini adalah memiliki tekstur yang elastis dan kenyal.  Sifat elastis nugget ikan nila  dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain jenis tahu, tingkat kesegaran tahu, pH dan kadar air tahu, pencucian, umur tahu, suhu dan waktu pemanasan serta jenis dan konsentrasi zat tambahan (Anonim, 2008).
Ikan nila merupakan jenis ikan konsumsi air tawar Ikan nila disukai oleh berbagai masyarakat karena dagingnya enak dan tebal seperti daging ikan kakap merah (Bappenas, 2000).
Garam yang digunakan dalam proses pembuatan nugget adalah garam dapur (NaCl). Garam berfungsi sebagai pemberi rasa gurih dan memantapkan rasa nugget . Hal ini sesuai dengan Anonim (2009), bahwa garam pada umumnya digunakan untuk memantapkan rasa dalam pembuatan makanan termasuk dalam pembuatan nugget, fungsi garam adalah memberi rasa gurih pada nugget .
Proses terakhir dalam pembuatan nugget ikan nila ini adalah pembekuan. Pembekuan nugget berfungsi untuk mempertahankan mutu nugget dan memperpanjang waktu simpan nugget karena perubahan kimia produk selama pembekuan dapat ditekan seminimum mungkin sehingga masa simpannya lebih lama. Hal ini sesuai dengan pernyataan Eddy (1989), bahwa perubahan kimiawi produk makanan selama pembekuan dan penyimpanan dingin dapat dipertahankan sampai batas minimum, maka mutu makanan beku dapat dipertahankan dalam jangka waktu yang lama.

Tabel Analisa tekstur ( kekerasan )
Tabel uji tekstur

Perlakuan
Ulangan
Peakload
Finalload
80 bahan 20 tepung
1
262,8
260,0
(A1)
2
147,6
81,0
90 bahan 10 tepung
1
96,2
34,8
(A2)
2
201,6
38,6


Konsentrasi bahan 90 persen ikan nila pada nuget memberikan pengaruh yang berbeda dengan perlakuan 80 persen bahan. Pada konsentrasi 90 persen bahan, nuget tahu memiliki tekstur yang lebih lembut di bandingkan perlakuan 80 persen bahan. Hal ini karena pengikat air  pada perlakuan ini tidak sebanding dengan jumlah bahan yang harus di ikat.
            Lama pengukusan pada setiap perlakuan yang di berikan pada pembuatan nuget ikan nila ini tidak terlihat berpengaruh nyata. Semakin lama pengukusan yang di berikan pada nuget ternyata tidak berefek pada sifat fisik nuget baik dari penampakan yaitu warna, maupun tekstur. Tekstur pada nuget memiliki kekenyalan yang sama meskipun lama pengukusan di bedakan, dengan catatan melebihi waktu kematangan minimal yang harus di berikan pada pengukusan nugget ikan nila yaitu 20 menit.
            Pengaruh yang nyata hanya pada jumlah pemberian tepung tapioka pada setiap perlakuan nuget ikan nila. Semakin banyak tepung tapioka yang di berikan maka nuget akan semakin bertekstur kenyal. Hal ini karena kandunga kadar air pada ikan nila tergolong lumayan tinggi sehingga memerlukan pengikat yang lebih banyak di bandingkan bahan yang mengandung sedikit air.
Pengolahan nugget juga menentukan hasil terbaik dari nugget. Proses yang perlu diperhatikan dalam pengolahan diantaranya pencampuran bahan, lama pengukusan, suhu saat pembekuan, dan lama penggorengan. Setelah dikukus selama waktu yang ditentukan, sebelum digoreng nugget terlebih dahulu dimasukkan kedalam freezer hingga suhu -4oC. kemudian setelah didiamkan beberapa saat disuhu ruang, nugget dilumuri tepung roti dan digoreng.  Penurunan kadar protein selama penyimpanan beku pada nugget daging putih dan merah diduga karena adanya denaturasi protein. Karena pada nugget pengamatan tidak memakai anti denaturasi pada pembuatannya, sehingga saat membekuan terjadi denaturasi protein.
Semakin lama waktu penggorengan tentu akan berpengaruh pada penampakan nuget. Nuget yang terlalu lama di goreng akan mengalami reaksi pencoklatan karena adanya reaksi antara protein dan panas yang terjadi selama penggorengan, sehingga nuget akan kehilangan kesan menarik.
Nugget memiliki tingkat protein yang tinggi dan dapat memenuhi kebutuhan protein pada masyarakat. Protein pada nugget berasal dari bahan yang digunakan yaitu ikan. Protein daging ikan dapat digolongkan menjadi 3 kelompok yaitu protein miofibril, sarkosplasma, dan jaringan ikat (protein stroma).
            Hasil terbaik untuk tekstur juga A2, karena teksturnya lebih lembut. Hal itu dikarenakan persentase tepung yang hanya 10%.  Konsentrasi tepung tapioka sangat menentukan mutu nugget. Kebanyakan tepung tapioka dapat mengubah tekstur nugget. Semakin banyak tepung, nugget menjadi semakin keras.


IV. KESIMPULAN
           
            Kesimpulan yang dapat diambil dari pembuatan makalah ini adalah :
1.      Protein daging ikan dapat digolongkan menjadi 3 kelompok yaitu protein miofibril, sarkosplasma, dan jaringan ikat (protein stroma).
2.      Jumlah air yang dilepaskan dipengaruhi oleh lama pembekuan, suhu pembekuan dan suhu pencairan.
3.      Penurunan kadar protein selama penyimpanan beku pada nugget daging putih dan merah diduga karena adanya denaturasi protein.
4.      Proses yang perlu diperhatikan dalam pengolahan diantaranya pencampuran bahan, lama pengukusan, suhu saat pembekuan, dan lama penggorengan.
5.      Konsentrasi tepung tapioka sangat menentukan mutu nugget.



DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2008. Nugget. (online)( http://journal.uii.ac.id/ diakses 28 mei 2012).

Ali Khomson. 2004. Peranan Pangan dan Gizi Untuk Kualitas Hidup. PT.Gramedia Widiasarana Indonesia: Jakarta

Anonim, 2002. Protein daging ikan. (Online). (http://www.warintek.ristek.go.id/ pangan kesehatan/pangan/ipb/Surimi%20dan%20kamaboko.pdf diakses 4 Maret 2012)

Bappenas, 2000. Budidaya Ikan Nila. Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan. Jakarta

Dahuri, 2004. Nugget Ikan. (Online). (http://www.damandiri.or.id/ file/epirospiatiipbbab1.pdf diakses 3 Maret 2012)

Direktorat Usaha, 2010. Ditjen Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan RI.

Astawan, 2004. Nugget Ikan. (Online). (http://www.damandiri.or.id/ file/epirospiatiipbbab1.pdf diakses 3 Maret 2012)

Irianto. E, 2007. Dukungan teknologi penyediaan produk perikanan. (Online). (http://www.bbrp2b.kkp.go.id/publikasi/makalah/dukungan_tek_perikanan.pdf diakses 6 Maret 2012)

Nurhayati. C, 2004. Pengaruh Konsentrasi Tapioka Dalam Pembuatan Nugget Ikan. (Online). (http://palembang.bpkimi.kemenperin.go.id/publikasi-majalah/146-pengaruh-konsentrasi-tapioka-dalam-pembuatan-nugget-ikan-.pdf diakses 4 Maret 2012)

Suhendra, 2006. Pembuatan nugget ikan (fishnugget) sebagai salah satuusaha deferensiasi pengolahan ikan di Banda Aceh. Jurnal Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas MIPA, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh